Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Senin, 02 Januari 2012

Anemia Berisiko Penyakit Jantung


Kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia bukan hanya menyebabkan tubuh lebih mudah merasa lelah dan letih, tapi lebih jauh lagi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Itu sebabnya jangan anggap enteng anemia.

Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin berada dibawah batas normal. Akibatnya  darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan untuk tubuh. .
WHO mendefinisikan anemia pada pria apabila konsentrasi hemoglobin (Hb) kurang dari 13 g Hb / dL dan kurang dari 12 g Hb / dL pada wanita. Meskipun ada berbagai jenis anemia, umumnya penyebab dari semuanya adalah sama, yakni, kurangnya hemoglobin.
Orang dengan anemia, 50 persen berpontensi juga terkena penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak anemia. Pasalnya, selama anemia, jantung harus bekerja lebih keras untuk memasok darah yang kaya oksigen ke jaringan dan organ tubuh lainnya. Hal ini yang mendasari mengapa orang anemia sering mengalami sesak napas dengan mudah lelah setelah beraktivitas.

Meningkatnya kerja jantung dalam memompa darah rupanya berdampak buruk. Sehingga, apabila kondisi seperti ini dibiarkan terus menerus, dapat mengakibatkan pembesaran jantung, denyut jantung cepat/tidak teratur, dan kegagalan jantung.
Perubahan fungsi jantung juga dapat menyebabkan preload meningkat, berkurangnya resistensi pembuluh darah perifer, dan meningkatkan kardiac output. Meningkatnya kerja jantung dapat menyebabkan peningkatan massa ventrikel kiri dan tekanan ekstra pada dinding jantung.
Situasi seperti ini biasanya akan diikuti dengan penurunan oksigen dalam darah, sehingga menyebabkan kondisi yang disebut iskemia miokard (penurunan pasokan darah ke otot jantung). Semua perubahan hemodinamik tersebut bisa menyebabkan gagal jantung.

Sebuah studi yang dilakukan pada tikus tahun 2001 membuktikan bahwa anemia kronis dapat menyebabkan pembentukan pembuluh darah baru ketika ada kardiomegali. Para peneliti berpendapat bahwa anemia kronis dapat menyebabkan pembentukan pembuluh darah baru dalam restrukturisasi jantung dan sirkulasi mikro akibat penurunan oksigen dalam darah atau peningkatan aliran darah koroner akibat kekentalan darah berkurang.
Studi lain menunjukkan bahwa anemia kronis menyebabkan penyumbatan di arteri leher, suatu kondisi yang dapat mengakibatkan stroke.
Anemia bisa memperburuk kondisi jantung yang sudah ada. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai riwayat sakit jantung harus mengambil tindakan ekstra terhadap pengembangan penyakit anemia.

(health.kompas.com)

Minggu, 01 Januari 2012

Tanda-tanda Rokok Mulai Merusak Saluran Napas


Dari sekian banyak dampak negatif asap rokok, kerusakan pada saluran napas relatif paling sering dijumpai. Gejalanya bukan cuma batuk, tapi lebih beragam jika sudah mengarah pada kerusakan yang sifatnya permanen dan bahkan mematikan.

"Racun rokok bersifat silio toksik. Sebatang rokok bisa mematikan sebatang silia (rambut getar di saluran napas)," kata Dr Ahmad Hudoyo, SpP(KP), FCCP dari RS Persahabatan dalam seminar Hidup dalam Lingkungan Sehat dengan Tidak Merokok di Klub Kelapa Gading, seperti ditulis Minggu (24/6/2012).

Tanda-tanda rokok sudah mulai membunuh sebagian besar rambut getar dan merusak saluran napas secara keseluruhan, seperti dituturkan Dr Ahmad Hudoyo adalah sebagai berikut.

1. Batuk berdahak
Salah satu gangguan pernapasan yang paling sering dialami oleh perokok adalah bronkitis kronis. Gejalanya antara lain inflamasi atau radang yang menyebabkan batuk yang tidak sembuh-sembuh, yang disertai ekskresi sputum atau dahak yang berlebihan.

Karena asap rokok juga bersifat silio toksik, maka penderita bronkitis kronis juga akan kehilangan fungsi silia atau rambut-rambut getar di saluran napas sehingga mekanisme pengeluaran dahak terganggu. Salah satu akibatnya adalah obstruksi atau penyumbatan saluran napas.

2. Sesak napas
Asma atau sesak napas yang memburuk juga termasuk gangguan yang paling banyak dialami oleh perokok, khususnya yang memang dari awal punya riwayat penyakit tersebut. Selain memperburuk, paparan asap rokok juga sering menjadi pencetus kekambuhan serangan asma.

Selain karena asma, rokok juga bisa memicu sesak napas akibat kondisi lain seperti rusaknya jaringan paru dan juga pembengkakan di bagian tersebut.

3. Paru-paru bengkak
Kalau diibaratkan seperti karet gelang, paru-paru yang sehat itu bersifat lenting atau kenyal. Kalau sudah terpapar asap rokok, jaringan paru akan jadi bengkak ukurannya tetapi lembek teksturnya seperti karet gelang yang direndam minyak tanah.

Paru-paru yang membersar tetapi berkurang fungsinya dialami oleh perokok yang menderita emfisema. Secara medis, kondisi ini dicirikan dengan hilangnya elastisitas jaringan paru dan disertai rusaknya atau sobeknya alveoli atau kantung udara sehingga oksigen susah masuk.

4. Berat badan turun drastis
Penyakit yang sering disebut-sebut sebagai dampak terburuk dari asap rokok adalah kanker paru. Jenis kanker yang satu ini dijuluki 'kanker yang baik hati' karena tidak menyebabkan sakit pada stadium-stadium awal, mengingat paru-paru tidak memiliki jaringan saraf.

Tidak banyak gejala yang bisa diamati sebagai tanda-tanda awal kanker paru. Namun kebanyakan penderita kanker paru mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis dan baru bisa ketahuan kalau kanker setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

5. Nyeri dada
Kanker paru yang sudah memasuki stadium lanjut sering dicirikan dengan nyeri dada, ketika pertumbuhan jaringan kanker mulai mendesak organ lain di rongga dada. Keluhan ini juga sering disertai dengan sesak napas karena rongga dada menyempit.

Ketika sudah memasuki stadium lanjut, peluang hidup penderita kanker paru yang sering dinyatakan dalam 5-year survival rate hanya sekitar 13 persen. Dari berbagai kasus yang pernah dijumpai, hanya 10-20 persen kanker paru yang bisa sembuh dengan operasi.

(health.detik.com)